Sejarah

     Sejarah Nama Desa “Tana Manang”

Menurut Buku Umbu Pura Woha yang telah disadur dari tulisan Oe. Hina Kapita (Sejarah, Musyawarah dan adat istiadat Sumba Timur).

Awal mulanya Tana Mangili (Tana Manangu Larahau, Manupandak Bi Tara) itu baik pusatnya (hatinya) maupun pinggir dan ekornya menjadi milik sepenuhnya dari Umbu Ndilu Buru/umbu Jara Tangga dkk yang tergabung dalam kabihu (marga) Tuan Tanah/penguasa Negeri Mangili (Ina Mangu Tanangu Ama Mangu Lukungu) Yaitu Kabihu Marru Watubulu, Matolang Wanggirara.

Disuatu masa terjadi perang antara suku Sumba dan Sabu, pada mulanya hubungan sumba sabu bukanlah baru tetapi hubungan itu telah berjalan dengan baik turun temurun tetapi bagaimanapun baiknya hubungan pergaulan itu sesekali pasti terdapat hal-hal yang menjadi silang sengketa. Entah bagaimana timbulah kebencian dikalangan orang sumba dan berencana melenyapkan seorang tokoh Sabu yang berdiam di maukawini yaitu Ama Lunji, lalu mereka menunjuk utusan dan berhasil membunuhnya dengan cara ditolak ke jurang hingga tewas. Selanjutnya mereka berencana membunuh Ina Lunji (Istri Ama Lunji) namun tidak sampai terjadi sebab utusan tidak ingin melakukannya, namun mengoleskan darah kambing ketombak dan parangnya kemudian dia menceritakan cara membunuh Ina Lunji sambil memperlihatkan darah di tombak dan parang sehingga semuanya mempercayainya. Tiada beberapa lama kemuadian berlabuhlah ratusan perahu di Mananga Benda penuh dengan orang sabu. Mereka masing-masing menjunjung dan memikul batu untuk melempar musuh sehingga terjadilah perang Sumba-Sabu. Ketika musuh sudah masuk ke wilayah Tana Manangu, maka merekapun tampil menghadang musuh, maka mulailah batu-batu orang sabu berhamburan, tetapi lapisan berkuda orang Sumba datang menendang dan menginjak serta mencerai-beraikan orang sabu sehingga banyak yang mati ditikam dengan tombak dan sebagian besar lari ke Benda naik ke perahu mereka dan pulang ke Sabu. Akibat peristiwa ini, maka bagian yang sebelah timur diberi nama tempat lewatnya orang sabu (Lara Hau) sampai sekarang. Demikian pula pada bagian barat karena orang sumba menang, maka dinamakan tempat menang di sebut dalam bahasa Sumba “Manangu” sampai sekarang dan desa itu sekarang bernama Desa Tana Manang.

Pada akhir singkat cerita orang Sumba-Sabu berdamai dan bersaudara.


 Sejarah Kepemimpinan Desa Tanamanang

Kepala Desa pertama dijabat oleh Umbu Kabula Katu Njurumana menjabat selama 2 (dua) periode dari Tahun 1962 – 1972. Kemudian Kepala Desa kedua dijabat oleh Umbu Katanga Ndemalulu selama 1 (satu) tahun, Kepala Desa ketiga dijabat oleh Umbu Tay Renggi selama 1 (satu) periode dari tahun 1973 – 1977, Kepala Desa keempat dijabat oleh Umbu Lombu Andu Maramba selama  1 (satu) periode, dari tahun 1976 – 1982, Kepala Desa kelima dijabat oleh Umbu Sam Pekulimu selama 3 (tiga) tahun periode dari tahun 1982 – 1985, Kepala Desa keenam dijabat oleh Umbu Lombu Andu Maramba selama 1 (satu) periode dari tahun 19851993, Kepala Desa ketujuh dijabat oleh Umbu Karombang Ndatang selama 1 (satu) periode dari tahun 19931999, Kepala Desa kedelapan dijabat oleh Umbu Nuku Palalu selama 2 (dua) periode dari tahun 1988 – 2013. Kepala Desa kesembilan dijabat oleh Umbu Meta Yiwa untuk periode tahun 2013 – 2019 kemudian dilanjutkan oleh Penjabat Kepala Desa karena masa jabatan selesai dijabat oleh Meta Yiwa, SE dari bulan November 2019 - 2021, sedangkan Kepala Desa kesepuluh dijabat kembali oleh Umbu Meta Yiwa untuk periode 2022 – 2028 setelah dilantik pada tanggal 3 Januari 2022.

Konten Terkait
TOP